Sabtu, 17 Oktober 2015

SU-34 Diperkirakan Akan Laris Manis








Sukhoi-Su-34-fighter-bomber-15
Setelah Su-34 dikirim ke Suriah, dan seluruh dunia dapat menyaksikan kemampuan tempur pesawat ini, potensi ekspor pesawat pengebom-tempur ini meningkat drastis. Pembeli potensial bisa saja negara-negara di wilayah Asia Pasifik, begitu pula di Timur Tengah.
Pesawat pengebom-tempur Su-34, yang merupakan modernisasi dari pesawat Su-27, merupakan pesawat generasi ke-4+ dan didesain untuk menghancurkan pasukan darat dan laut, serta sistem pertahanan udara. Pesawat ini dapat beraksi di segala jenis cuaca, siang dan malam hari. Beberapa keunggulan pesawat Su-34 ialah jumlah bahan bakar yang dapat diangkut, kemampuan untuk mengisi ulang bahan bakar di udara, serta mesin yang sangat efisien. Semua ini membuat jangkauan tempur Su-34 dapat dibandingkan dengan pesawat pembom jarak menengah seperti Tu-16 dan Tu-22M. Tiap pesawat dibanderol seharga 30-50 juta dolar AS, tergantung pada perangkat tempur yang dipilih.
Setelah Su-34 dikirim ke Suriah, dan seluruh dunia dapat menyaksikan kemampuan tempur pesawat ini, potensi ekspor pesawat pengebom-tempur ini meningkat drastis. Pembeli potensial bisa saja negara-negara di wilayah Asia Pasifik, begitu pula di Timur Tengah.
Pesawat pengebom-tempur Su-34, yang merupakan modernisasi dari pesawat Su-27, merupakan pesawat generasi ke-4+ dan didesain untuk menghancurkan pasukan darat dan laut, serta sistem pertahanan udara. Pesawat ini dapat beraksi di segala jenis cuaca, siang dan malam hari. Beberapa keunggulan pesawat Su-34 ialah jumlah bahan bakar yang dapat diangkut, kemampuan untuk mengisi ulang bahan bakar di udara, serta mesin yang sangat efisien. Semua ini membuat jangkauan tempur Su-34 dapat dibandingkan dengan pesawat pembom jarak menengah seperti Tu-16 dan Tu-22M. Tiap pesawat dibanderol seharga 30-50 juta dolar AS, tergantung pada perangkat tempur yang dipilih.
12144728_552833268198598_3100043461430523965_n
Saat ini, Su-34 hanya digunakan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, yang akan menerima 124 unit Su-34 sebelum 2020. Namun, dengan pengiriman pesawat ini ke Suriah, sekaligus mendemonstrasikan kemampuannya di medan perang secara langsung, sepertinya para pembeli asing tertarik dengan pesawat ini.
“Di antara negara-negara Timur Tengah, pembeli yang paling potensial adalah Iran dan Aljazair. Sementara, Iran tertarik mendapatkan kontrak untuk memproduksi pesawat ini secara lokal. Namun, mendirikan rantai produksi teknologi akan butuh waktu yang panjang. Jika kita bicara mengenai Aljazair dan negara-negara Amerika Latin, kita dapat memperkirakan mereka membeli sejumlah kecil pesawat ini, mungkin sekitar sepuluh pesawat tempur. Untuk negara-negara dengan angkatan udara yang kecil, mereka lebih cocok membeli jet multiperan Su-30. Su-34 lebih dibutuhkan untuk negara dengan angkatan udara yang besar,” kata analis aviasi independen Vladimir Karnozov pada RBTH.
Terbaik dalam Kualitas dan Harga
Su-34 merupakan produk terbaik dari semua jet tempur di kelasnya, dalam konteks harga dan karakteristik kualitas, serta potensi tempur. Saingan jet tempur ini, pesawat Amerika F-15 Eagle sudah usang. Dua minggu lalu, surat kabar Lebanon Ad-Diyar memberitakan bahwa enam unit jet Su-34 yang terbang dari Markas Hamim di Suriah, di langit Mediterania, bertemu dengan pesawat tempur Israel F-15. Setelah Su-34 mengunci F-15, pesawat tempur Israel segera meninggalkan ruang udara. Sistem keamanan berbasis radar yang terpasang di Su-34 juga membuat pesawat ini bisa melakukan operasi pemboman di Suriah, tanpa takut ditembak oleh senjata pertahanan udara yang berbasis di darat.
“Untuk Su-34, operasi di Suriah menyediakan lahan uji coba pesawat baru ini yang dioperasikan oleh AU Rusia. Pesawat ini diuji coba dalam medan tempur yang sesungguhnya, bukan hanya demonstrasi untuk mencari pembeli potensial,” kata pakar militer independen Oleg Zheltonozhko. “Ekspor pesawat ini sepertinya tidak memungkinkan dalam waktu dekat, karena pasar untuk pesawat khusus di kelas ini jauh lebih kecil, misalnya, dibanding pesawat tempur universal. Sementara, AU Rusia sangat membutuhkan pesawat ini, karena ukuran negara kita dan pesawat Su-24 mulai menua,” kata sang pakar.
“Jika produksi ekspor memang dimulai, pembeli yang paling mungkin adalah Vietnam, terutama karena negara ini punya hubungan yang mesra dengan Rusia, memiliki pengalaman mengoperasikan pesawat Sukhoi, berada dalam situasi keuangan yang baik, serta menghadapi ketegangan dengan negara-negara tetangga terkait sengketa pulau yang terletak cukup jauh dari pesisir mereka. Berdasarkan pengalaman pembelian pesawat tempur lain, gelombang pertama sepertinya akan terdiri dari lima hingga sepuluh jet, dan jumlah keseluruhan akan ditentukan seberapa besar ketertarikan terhadap pesawat ini akan berkembang di masa depan,” kata Zheltonozhko.
RBTH


Tidak ada komentar:

Posting Komentar