Minggu, 09 November 2014

SAAB Swedia tawarkan JAS39 Gripen serie NG

SAAB Swedia tawarkan JAS39 Gripen serie
JAS39E Gripen dalam satu penerbangan. Semua sistem peluru kendali dan bom konvensional pun bom cerdas standar NATO bisa dioperasikan dari pilon-plionnya. Dia dipakai di empat angkatan udara Eropa dan Thailand di ASEAN. (wikipedia.org)
 ... Kami menawarkan sistem terpadu... "
Jakarta (ANTARA News) - Pesawat tempur generasi '80-an F-5E Tiger II di Skuadron Udara 14 TNI AU akan segera diganti dan salah satu pihak yang berminat memasok pesawat baru adalah SAAB JAS39 Gripen serie.

"Kami menawarkan penggantinya, JAS39 Gripen serie dengan opsi seluas mungkin," kata Vice President Head of SAAB Indonesia, Peter Calrqvist.

"Mulai dari skema pembayaran dan pengadaan, transfer teknologi, memberi asistensi menuju kemandirian sistem logistik, pemeliharaan, dan oprasionalisasiGripen, dan lain sebagainya. Ini komitmen kami kepada Indonesia," kata Carlqvist, dalam percakapan di Jakarta, belum lama ini. 

"Kami menawarkan sistem terpadu," kata dia.

JAS39 Gripen serie akan bersaing dengan Sukhoi Su-35 Flanker E (Rusia), Dassault F1 Rafale (Prancis), dan Boeing-McDonnel Douglas F/A 18E/F Super Hornet(Amerika Serikat). TNI AU telah berpengalaman mengoperasikan pesawat tempur Amerika Serikat (di antaranya F-16A/B Fighting Falcon, OV-10F Bronco, dan F-5E/F Tiger II) dan Rusia (mulai dari masa Tupolev Tu-16 Badger dan kini Sukhoi Su-27/30MKI).

Di Asia Tenggara, Thailand merupakan negara operator JAS39 Gripen pertama; mereka memilih 12 unit JAS39E/F Gripen yang mulai berdatangan tahun depan.

Untuk Indonesia, SAAB juga membuka opsi jika Indonesia berminat membeli barisan terbaru paling andal, JAS39 Gripen NG, yang memiliki teknologi paling canggih dari semua Gripen serie. 

Carlqvist menyatakan, "Kami bukan sekedar menjual pesawat tempur, melainkan sistem pertahanan udara terpadu yang ampuh dengan biaya operasi sangat rendah namun efektif. Sebagai ilustrasi, Gripen sangat mudah dioperasikan, tidak memerlukan pangkalan udara karena sistem pendukungnya bisa digerakkan secara bergerak, bahkan dari jalan tol. Ini yang kami terapkan di Swedia," katanya.

Semua unit dan personel pendukung Gripen dalam kekuatan satu skuadron udara penuh, katanya, bisa digeser ke mana saja sesuai keperluan.

"Pangkalan udara pasti diincar paling awal dalam peperangan. Bagaimana jika landasan udara disabotase atau dibom? Ini salah satu hal penting yang kami antisipasi dalam pengembangan JAS39 Gripen serie," katanya.

Dia mengemukakan Gripen dikembangkan dengan berbagai teknologi canggih yang pas dengan keperluan.

Di antaranya adalah pijakan "pangkalan udara" yang mobile dan kesanggupan tiap unit Gripen untuk saling berkomunikasi dan bertukar data, baik di antara pesawat tempur itu, pangkalan udara, komando kendali, pusat logistik, dan lain sebagainya.

Dia mencontohkan, "Jika tiba-tiba ada target yang harus dimusnahkan namunGripen yang Anda terbangkan tidak memiliki sistem kesenjatan yang pas dengan keperluan itu, maka pusat kendali bisa mengetahui Gripen terdekat yang sanggup melaksanakan misi itu."

Jarak tempuh Gripen juga bisa dikompensasi dengan kehadiran "pangkalan-pangkalan udara" mobile itu.

Dia mencontohkan jalan tol Jagorawi yang bisa dipergunakan untuk keperluan itu.

Indonesia sangat kaya dengan pangkalan udara dengan infrastruktur yang bisa diterapkan bagi operasionalisasi Gripen.

"Meloloskan dan memasang kembali mesin Gripen cuma perlu 1 jam saja. Melengkapi semua sistem peluru kendali dan kesenjataannya hingga lengkap cuma 10 menit saja, termasuk mengisi ulang bahan bakarnya," kata dia.

Tentang penawaran JAS39 Gripen serie ini, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano, berkata, "Kami jelas sangat senang melihat Brazil memilih Gripen, disusul Thailand dan kabarnya Malaysia berminat juga. Bahkan Brazil juga kami bantu membangun pabrik suku cadangnya di Sao Paulo sebagai bentuk komitmen kami tentang transfer teknologi kesenjataan ini."

Polano, yang akan segera menempati pos barunya di Doha, Qatar, mengutarakan bahwa Indonesia juga akan mendapat perlakuan sama tentang semua hal itu.

"Swiss juga sedang mengadakan referendum tentang pengadaan Gripen ini, dan salah satu aspek penting yang kami tawarkan adalah hal ini," kata dia.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2014

Eurofighter Typhoon Dan Sukhoi Su 35 Indo Defense Blog

Welcome eurofighter typhoon tni au - jakartagreater, Jika tidak ada aral melintang, jet tempur eurofighter typhoon tni au akan tiba tahun depan, untuk memperkuat pertahanan udara indonesia. jet tempur eurofighter. Eurofighter’ future: tranche 3, | tactical, The eurofighter program emerged out of a long and conflicting set of multinational efforts to design a new european fighter. by 1983, britain, france, germany, italy. Indian mrca competition - wikipedia, free encyclopedia, 1 background. 1.1 indian air force summary; 1.2 iaf sanctioned fleet size; 1.3 aging migs; 2 requirements; 3 bidders. 3.1 dassault rafale; 3.2 eurofighter typhoon; 3.
MiG-35 vs F-35
500 x 363 · 16 kB · jpeg, MiG-35 vs F-35
LCA Tejas at AERO INDIA 2011
1600 x 800 · 108 kB · jpeg, LCA Tejas at AERO INDIA 2011
Eurofighter-vs-su-pak-fa
640 x 132 · 11 kB · jpeg, Eurofighter-vs-su-pak-fa
Eurofighter-vs-su-pak-fa
Pesawat su-35 lawan sepadan -35 - indo defense blog, Sukhoi 35 tu bukan stealth sdg f35 stealth, sukhoi punya radar penjejak sasaran yg jauh buat deteck f35,punya sped lebih cepat manuver lebih. http://indo-defense.blogspot.com/2013/06/pesawat-su-35-lawan-sepadan-f-35-as.html “ -35 match typhoon fighter jet , Dear cenciotti, 1st , billy flynn test pilot ef typhoon -35, talking planes.. http://theaviationist.com/2013/02/11/typhoon-aerial-combat/ Militer indonesia incar pesawat tempur sukhoi su-35, Panglima tni jenderal moeldoko mengatakan, ia tni bisa memiliki sukhoi su-35, seri terbaru pesawat tempur sukhoi rusia.. http://jakartagreater.com/su-35-2/

Unit Perdana Helikopter SAR Tempur EC725 Cougar TNI AU Diserahkan Ke PT Dirgantara Indonesia

cougar
Airbus Helicopters di Marignane, Perancis telah menyerahkan helikopter pertama dari enam unit rotorcraft EC725 yang dipesan oleh Indonesia untuk misi Combat SAR(CSAR) atau SAR Tempur Paskhas. Penyerahan ini dilakukan oleh Airbus Helicopters ke pihak PT Dirgantara Indonesia (DI). Dalam transaksi pembelian, PT DI akan berperan untuk menyelesaikan pemasangan serta penyesuaian peralatan penunjang misi di pabriknya di Bandung, Jawa Barat.
Penyerahan unit perdana EC725 Cougar pesanan TNI AU di hadiri anggota Kementerian Pertahanan RI, TNI AU serta perwakilan PT DI. Menurut jadwal yang telah disepakati, helikopter bermesin ganda dengan bobot 11 ton ini akan diserahkan ke pihak TNI AU pada pertengahan tahun 2015. “Kami akan terus bekerja sama dengan Airbus Helicopters untuk memastikan bahwa sisa unit lainnya terkirim tepat waktu, mengingat kemungkinan adanya pesanan tambahan dari TNI AU berupa 10 unit EC725 guna melengkapi skuadronnya menjadi 16 helikopter,” ujar Presiden PTDI, Budi Santoso
TNI AU terbilang familiar mengoperasikan helilopter di dalam keluarga Puma, seperti pada seri AS332 Super Puma dan SA330 Puma, dengan lisensi produksi PT DI sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. EC725 Cougar mulai beroperasi pada tahun 2005 dan telah digunakan oleh Perancis, Brazil, Meksiko, Malaysia, dan Thailand. Heli tempur ini sudah battle proven dalam beberapa aksi tempur di Lebanon, Afghanistan dan Mali, sekaligus mendukung peran Prancis selama operasi yang dipimpin oleh NATO di Libya. (HANS)

PT DI Jual Eurofigther Typhoon untuk Asia


Eurofighter Typhoon
Eurofighter Typhoon
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah bersepakat dengan Airbus Helicopters untuk memasarkan pesawat tempur asal Eropa, Eurofighter Typhoon. Kerjasama ini disebutkan berlangsung karena Airbus mau mentransfer teknologi yang dimilikinya ke Indonesia lewat PTDI.
Budi Santoso, Direktur Utama PTDI mengaku sangat mengapresiasi kerjasama yang dilakukan antara pihaknya dengan Airbus. Ia pun berharap perusahaan kedirgantaraan lain dari seluruh dunia mau melakukan kemitraan serupa dengan PTDI.
“Semoga nanti ada lagi yang mau bekerjasama kaya begini walaupun saya yakin tak banyak yang akan mau melakukan transfer teknologi seperti yang sudah dilakukan oleh Airbus. Bahkan saya bilang tak akan ada lagi perusahaan lain yang akan mau secara terbuka memberikan transfer teknologi semua produknya ke kita,” ujar Budi.
Ungkapan rasa pesimis itu diungkapkan Budi bukan tanpa alasan. Menurutnya, teknologi militer merupakan bagian penting dari keamanan dan rahasia negara. Karena itulah kemungkinan vendor jet tempur mau bermitra dengan melibatkan transfer teknologi sangat kecil.
“Bagaimanapun teknologi militer itu rahasia negara. Kebanyakan perusahaan tidak akan mau melakukan transfer teknologi militernya karena berkaitan dengan rahasia negaranya, tapi Airbus kan bentuknya konsorsium negara Eropa jadi bukan sekedar rahasia satu negara makanya mereka mau bagi sama kita,” ungkap Budi.
Kerjasama yang dilakukan oleh Airbus dengan  PTDI diklaim sebagai kemitraan strategis yang unik. Ludovic Boistor, President Director Airbus Helicopter Indonesia mengklaim sistem kerjasama yang dilengkapi transfer teknologi seperti yang dilakukan Airbus dan PTDI tak pernah dilakukan pesaingnya.
“Kita berikan edukasi dan transfer teknologi milik Airbus kepada PT DI. Mereka nantinya akan membantu pemasaran, maintenance, dan service produk Eurofighter maupun helikopter ke pasar Indonesia,” ungkap Ludovic kepada tim Tekno Liputan6.com di pameran Indo Defence 2014. (Liputan6.com).

Indonesia Tertarik Akuisisi Sukhoi 35


http://nl.media.rbth.ru/web/id-rbth/images/2014-11/big/su35_468.jpg
(SU-35 , Sukhoi.org, 5 November 2014 Dmitriy Litovkin, RBTH)
Kementerian Pertahanan Indonesia tengah mempertimbangkan opsi pembelian 16 pesawat tempur Su-35 dari Rusia. Pesawat tersebut rencananya akan digunakan untuk menggantikan F-5 Tiger II yang dinilai sudah ketinggalan zaman, demikian diberitakan oleh Defense News.
—————————————————————————————————————————————————————————
Saat ini Indonesia memiliki 16 pesawat tempur Su-27SK/SKM dan Su-30 MK/MK2. Hingga 2024, akan ada delapan skuadron yang berisi 16 unit pesawat tipe “Su” per skuadronnya. Kemungkinan skuadron tersebut akan diisi oleh pesawat unggulan saat ini, yakni Su-35.
Opsi pembelian pesawat tersebut telah dibicarakan dalam pertemuan perwakilan Kementerian Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dengan Kepala Staf dan Komando Angkatan Udara Rusia pada pertengahan Januari lalu.
Yusgiantoro menyatakan bahwa keputusan akhir mengenai pembelian Su-35 masih belum ditetapkan. Komando Angkatan Udara Indonesia juga tengah mempertimbangkan alternatif lain untuk menggantikan pesawat F-5 yang dinilai sudah menua. Selain Su-35, AU RI juga sedang mempelajari pesawat tempur JAS 39 Gripen buatan Swedia, pesawat F-16 Fighting Falcon Block 60, F-15 Silent Eagle dan F/A-18 Super Hornet asal AS, serta pesawat Rafale asal Prancis. Namun, Su-35 merupakan pilihan utama dari daftar kandidat tersebut.
Generasi Kelima
Semua pesawat tempur yang ikut serta dalam tender adalah pesawat paling modern dalam aviasi militer dunia. Jika pesawat tempur Amerika, Prancis, Swedia merupakan perwakilan generasi “4+”, Su-35 bisa disebut sebagai pesawat tempur generasi “5-“. Artinya, Su-35 memenuhi kriteria dan spesifikasi pesawat tempur generasi baru secara maksimal, seperti halnya pesawat tempur F-22 Raptor dan F-35. Su-35 tersebut kerap disandingkan sebagai pesaing utama pesawat tempur AS Raptor.
Biro Konstruksi Sukhoi dengan rendah hati mengategorikan pesawat Su-35 ini sebagai generasi “4++”, yakni pesawat yang lebih unggul dari generasi ke empat, namun belum menjadi generasi kelima. Padahal, banyak pesaing dunia yang menyebut Su-35 sebagai pesawat masa depan.
Lebih Unggul
Tak mudah bagi orang awam untuk membedakan pesawat Su-35 dari Su-27, ataupun Su-30MK. Namun sesungguhnya, terdapat perbedaan signifikan antara tiap pesawat tersebut. Skema aerodinamika fuselage (badan pesawat) Su-35 merupakan konfigurasi paling muktahir dibanding para pendahulunya. Su-35 juga memiliki bentuk yang lebih ramping (konfigurasi Kanard) dibanding Su-27, serta tidak memiliki kemudi horizontal bagian hidung pesawat seperti Su-30. Kemudi horizontal yang dibuat pada pesawat Su-30MKI oleh India dapat meningkatkan kemampuan manuver pesawat. Dengan dilengkapi mesin pesawat jet yang memiliki thrust vector control, pesawat Su-30 merupakan pesawat tempur terbaik di dunia.
Manuver udara Cobra Pugachev adalah gerakan pada saat pesawat menambah ketinggian dan pada momen tertentu pesawat tersebut berhenti dan menggantung di udara dengan bertumpu pada ekor (seperti bentuk kepala ular kobra), lalu hidung pesawat mulai menurun seperti halnya daun jatuh, sambil berputar kembali ke posisi semula. Manuver ini tidak dapat dilakukan oleh satupun pesawat tempur lain di dunia. Sukhoi juga mampu melakukan akselerasi dan berhenti seketika sambil mengangkat seluruh permukaan badan pesawat menghadap belakang. Dari posisi tersebut, pesawat Sukhoi dapat melanjutkan penerbangan mereka dengan kecepatan minimum. Bila hal itu dilakukan oleh pesawat tempur lain, kemungkinan mereka akan jatuh.
Kemampuan taktis tersebut digunakan oleh pilot-pilot asal India saat melakukan latihan bersama dengan AU AS serta negara-negara lain. Di salah satu latihan tersebut, pilot India dapat mengalahkan pilot AS yang mengendarai F-15C/D Eagle. Setelah pelaksanaan latihan bersama itu, Jendral AS Hal Homburg yang merupakan Kepala Komando Pertahanan Udara Angkatan Udara AS, dipaksa untuk mengakui bahwa hasil latihan tersebut menjadi kejutan besar bagi para pilot Amerika. “Kami ternyata bukan yang paling unggul di seluruh dunia. Pesawat tempur Su-30 MKI lebih baik dibanding F-15C. Angkatan udara negara yang memiliki pesawat tersebut tentu lebih kuat dan dapat menjadi ancaman bagi keadidayaan Amerika di udara pada masa yang akan datang,” ujar Homburg.
Kemampuan super manuver Su-35 didapat dari mesin pesawat 117S. Mesin tersebut dikembangkan dari pendahulunya, yakni mesin tipe AL-31F yang dipasang pada pesawat Su-27. Namun mesin 117S memiliki kekuatan dorong yang lebih besar, yakni 14,5 ton, sementara pendahulunya hanya memiliki kekuatan dorong 12,5 ton. Mesin ini juga memiliki keunggulan berupa sumber energi yang lebih besar dan penurunan pemakaian bahan bakar. Hal tersebut membuat mesin ini tidak hanya mampu memberikan kecepatan yang tinggi dan super manuver, tetapi juga kemampuan untuk membawa persenjataan lebih banyak. Mesin tersebut akan dipasang pada pesawat tempur seri pertama T-50 nantinya.
Pilot uji coba Biro Konstruksi Sukhoi Sergey Bogdan mengatakan, pada saat penerbangan pertama Su-35, mereka ditemani oleh pesawat Su-30MK. Ini membuat mereka dapat membandingkan kemampuan mesin masing-masing pesawat. Pada saat penerbangan tersebut, Su-35 melakukan percepatan maksimum dalam moda tanpa pembakaran lanjut, sedangkan Su-30MK harus mengejarnya dengan menggunakan moda pembakaran lanjut karena beberapa kali tertinggal dari Su-35. “Ini merupakan keunggulan tersendiri bagi Su-35 yang dapat memberi keuntungan dan kemampuan lebih besar saat melakukan pertempuran di udara,” tutur Bogdan.
Dibanding Su-27, kabin pesawat Su-35 tidak memiliki komponen analog dengan jarum penunjuk. Penunjuk analog tersebut digantikan oleh kristal cair berwarna. Petunjuk itu sama seperti televisi dalam mode Picture in Picture, yakni terdapat layar-layar yang menunjukkan semua informasi yang dibutuhkan oleh para pilot. Semua komponen hidrodinamika pengendali mesin penghasil tenaga digantikan dengan komponen elektronik. Para perancang pesawat mengatakan bahwa hal tersebut tidak hanya menghemat tempat dan beban pesawat, tetapi juga dapat membuat mesin pesawat tersebut bisa dikendalikan menggunakan kontrol jarak jauh. Itu berarti peran pilot sudah tidak dominan, karena komputer akan menentukan dengan kecepatan berapa dan moda mesin seperti apa yang akan digunakan untuk mengejar sasaran, serta pada momen apa saja pilot diizinkan menggunakan senjata.
Adapun mode penerbangan kompleks, seperti penerbangan di ketinggian yang sangat minim dengan relief permukaan yang berbukit, dapat dilakukan oleh pesawat Su-35. Selain itu, sistem komputer juga menjaga agar pilot menggunakan senjata tanpa membahayakan pesawat itu sendiri atau agar pesawat tidak lepas kendali. Su-35 juga dilengkapi dengan sistem radar Active Electronically Scanned Array muktahir milik T-50. Sistem radar serupa hanya dimiliki oleh pesawat F-22, dan kemungkinan juga akan dimiliki oleh Rafale. Berkat sistem radar tersebut, Su-35 dapat melihat semua hal yang ada di udara dan di darat dalam radius beberapa ratus kilometer. Su-35 dapat mengikat 30 sasaran sambil mengarahkan senjatanya pada sepuluh sasaran tersebut.
Komoditas Ekspor
Para pakar ahli yakin bahwa F-22 maupun T-50 tak akan menjadi komoditas ekspor. Harga satu unit Raptor mencapai 133,1 juta dolar AS, dan T-50 juga bukanlah pesawat murah. Adapun Su-35 yang merupakan generasi setelah “4+” ini dibanderol 30-38 juta dolar AS, yang menjadikan pesawat tersebut sebagai primadona ekspor berlabel “generasi 5-“. Ini bukan hanya sebuah langkah pemasaran yang cantik, namun Su-35 memang dibuat untuk melampaui pesawat tempur generasi “4+” asal Eropa seperti Rafale dan Eurofighter 2000, serta pesawat tempur yang sudah dimodernisasi buatan Amerika yakni F-15, F-16, dan F-18. Selain itu, pesawat Su-35 juga mampu menandingi pesawat generasi kelima, seperti F-35 dan F-22A. Hal tersebut diakui oleh para pakar dunia Barat, berdasarkan data-data pemodelan komputer. Kemungkinan fakta inilah yang menarik perhatian badan militer Indonesia.
Sumber : indonesia.rbth.com

Senin, 27 Oktober 2014

Project 636 Submarine

Description: The Project 636 class diesel-electric submarines, Kilo NATO-codename, are a further development of the proven Project 877EKM submarine featuring a quieter propulsion system as well as an improved weapon system. They are intended to engage surface ships and submarines. Mines, torpedoes, missiles, and rockets can be employed to engage such a targets. They can undertake reconnaissance and special operations forces infiltration missions.
The Project 636 class submarines is equipped with six 533mm torpedo tubes. Low noise emissions of the propulsion system ensure enhanced survivability and improved performance over previous diesel-electric powered Soviet-made submarines such as its predecessor Project 877EKM submarine. The new torpedo tube-launched Klub/Club-S missiles provide enhanced engagement capability against AEGIS-protected surface ships as well as submarines.
The first Project 636 submarine was commissioned in 1997/1998 by the People's Liberation Army (PLA) Navy. China is the sole 636-class submarine operator with two ships ordered and already delivered. While the Russian Navy operates early Project 877 submarines, the improved project 636 will be available for export customers

Project 636   
Initial Operational Capability (IOC): 1998
Total Production: 29
Unitary Cost: USD$350 million
Also Known As: KiloProject 636.3Project 636MVarshavianka andVarshavyanka
Origin: Russia
Corporations: Admiralty Shipyards and Rubin
Parent System: Project 877
Initial Operational Capability (IOC): 1982
Total Production: 82
Family Members: Project 877
Reviews   Average 8.3
There are 1 reviews so farWrite your review   View reviews
  Firepower 8.0
  Maneuverability 9.0
  Performance 9.0
  Range 9.0
  Speed 7.0
  Survivability 8.0




Crew: 52
Number of Weapons: 24
Torpedo Tubes: 6
Dimensions
Beam: 9.90 meter
Lenght: 74 meter
Perfomance
Max Operating Dept: 300 meter
Max Range: 13, 980 kilometer

CEP: Circular Error Probable
Meters (m)   Kilometers (km)   Nautic Miles (nm)   Inch (in)   Yard (yd)   Foot (ft)   Millimeter (mm)
Pound (lb)   Kilogram (kg)   kN (KiloNewton)   Ton (t)
Meters per Second (mps)   Kilometers per Hour (kph)   Knot (kt)   Miles per Hour (mph)
Liter (l)   Galon (gl)
Year (yr)   Minutes (min)   Second (sec)
Shaft-Horse-Power (shp)




























Renstra MEF II Selesai Disusun Bulan Depan


Panglima TNI Jenderal Moeldoko (VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi)
Panglima TNI Jenderal Moeldoko (VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi)
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyatakan, Rencana Strategis (Renstra) pertahanan dan kesejahteraann prajurit 2015 sudah akan selesai pada bulan depan. Renstra ini merupakan bentuk roadmap untuk peningkatan kesejahteraan prajurit dalam jangka panjang.
“Nanti dari tahapan-tahapan itu, kita bisa mengetahui pada tahun berapa dan seperti apa peningkatan kesejahteraan prajurit tersebut,” kata Moeldoko kepada wartawan usai mengikuti upacara pelantikan menteri di Istana Negara, Senin (27/10).
Moeldoko pun melanjutkan, Renstra itu akan disusun secepat mungkin. Moeldoko bahkan memastikan renstra awal ini sudah akan selesai pada bulan ini. “Secepatnya. Bulan depan bisa sudah selesai,” lanjut Moeldoko.
Terkait pemenuhan target Kekuataan Pokok Minimum (MEF), Moeldoko mengakui untuk saat ini prioritas utama MEF ada di pemenuhan alat utama sistem senjata (Alutsista). Namun, Moeldoko menyebutkan, secara simultan, Sumber Daya Manusia (SDM) TNI juga akan diselaraskan.
“Jangan sampai nanti alutsista yang canggih datang, tapi manusianya belum siap,” ujar Moeldoko. (republika.co.id).

Minggu, 26 Oktober 2014

7 Varian Panser Anoa dari PT. PINDAD Bandung

Anoa

P
T Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Varian panser generasi terbaru yang diluncurkan adalah tipe meriam 90mm dan amphibi buatan di pabrik Bandung, Jawa Barat. Untuk panser canon memakai persenjataan buatan Belgia sedangkan untuk paser amphibi menggandeng perusahaan asal Italia.

Harga per unit panser tipe meriam rencananya dipatok Rp 25-30 miliar per unit. Sedangkan varian amphibi dijual lebih murah.

Dalam situs resmi PT Pindad dikutip, Jumat (24/10/2014), Panser Anoa termasuk kategori produk PT Pindad jenis kendaraan khusus. PT Pindad (Persero) sejak tahun 1993, telah bekerja sama dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri dalam upaya untuk mengembangkan teknologi fungsi kendaraan khusus, termasuk kendaraan anti-peluru untuk memenuhi permintaan pasar militer dan instansi.

Hingga saat ini Panser ANOA 6 X 6 yang telah di produksi mencapai kurang lebih 260 kendaraan dengan berbagai varian yang dibuat sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pelanggan.

Selain dua jenis Panser Anoa terbaru, Pindad sudah memproduksi beberapa jenis panser Anoa dengan berbagai fungsi dan tujuan, berikut jenisnya:
1. Anoa RCWS  Peralatan standart  
Winch 6 ton, Pioneer Set, Pemadam Kebakaran, Penyejuk Udara, Toolkit Pengemudi, Lampu-Peta, Jaring Kamuflase, Hydraulic Rear Rampdoor System, Smoke Grenade Dischargers cal. 66 mm; (3 right, 3 left)

 Fitur opsional  
Komunikasi (AM, FM Radio dan Intercom Set ; 2x12V-100 Amp baterai), GPS, NVG, Add -on Keramik lapis baja Armament ; RCWS-Cal 7,62 / 12,7 mm (Remote Control Weapon System). Senjata di bagian belakang Senapan Mesin Ringan 7,62 mm.
2. Anoa Recovery  Peralatan standart  
Winch 6 ton, Pioneer Set, Pemadam Kebakaran, Penyejuk Udara, Toolkit Pengemudi, Lampu-Peta, Jaring Kamuflase, Hydraulic Rear Rampdoor System, Smoke Grenade Dischargers cal. 66 mm; (3 right, 3 left)

 Fitur opsional  
Komunikasi (AM, FM Radio dan Intercom Set ; 2x12V-100 Amp baterai), GPS, NVG, Add -on Keramik lapis baja Armament ; RCWS-Cal 7,62 / 12,7 mm (Remote Control Weapon System). Senjata di bagian belakang Senapan Mesin Ringan 7,62 mm.
3. Anoa APCArmoured Personnel Carrier atau lebih dikenal dengan Anoa 6 x 6 APC.

 Peralatan standart  
Winch 6 ton, Pioneer Set, Pemadam Kebakaran, Penyejuk Udara, Toolkit Pengemudi, Lampu-Peta, Jaring Kamuflase, Hydraulic Rear Rampdoor System, Smoke Grenade Dischargers cal. 66 mm; (3 right, 3 left)

 Fitur opsional  
Komunikasi (AM, FM Radio dan Intercom Set ; 2x12V-100 Amp baterai) , GPS, NVG, Add -on Keramik lapis baja Armament ; RCWS-Cal 7,62 / 12,7 mm ( Remote Control Weapon System). Senjata di bagian belakang Senapan Mesin Ringan 7,62 mm.
4. Anoa Ambulance  Peralatan Standar  
Winch 6 ton, Pioneer Set, Pemadam Kebakaran, Penyejuk Udara, Toolkit Pengemudi, Lampu-Peta, Jaring Kamuflase, Hydraulic Rear Rampdoor System.

 Perlengkapan Medis  
First Aid Kit, 3 stretcher and 2 seat for 5 medics ; 1 Oxygen Regulator Unit 2x15 lt/200 bar; 2 Regulator Pressure; 1 Flowmeter; 1 Extra Regulator Unit 1x5 lt/200 bar Oxygen; Flowmeter, 3 Oxygen Supply Out Out; 1 Respirator Unit, and 1 Respirator Pump Unit; 1 Equipment Unit for First Aid; 1 Cabinet for 10 Infuse Botle, and 2x10 lt Jerrycan Water; 1 Tensimeter Unit; 1 Defibliator, 1 Presameter Unit; 1 Manual Resuscitator Unit; 1 Portable Resuscitator Unit; 1 Minot Surgery Kit; 1 Stethoscope, 1 Electro Cardiograph Unit; Electrical Suction (Ac/DC) Unit; 1 Halogen Examination Lamp, and 3x Socket 12 volt DC; Easy Cleaned Anti Slip Floor

 Fitur opsional  
Komunikasi (AM, FM Radio dan Intercom Set ; 2x12V-100 Amp baterai) , GPS, NVG, Fire Supression System; Add-on Ceramic Armoured.
5. Anoa Logistic  Perlengkapan Standar  
Winch 6 ton, Pioneer Set, Pemadam Kebakaran, Penyejuk Udara, Toolkit Pengemudi, Lampu-Peta, Jaring Kamuflase, Hydraulic Rear Rampdoor System.

Kargo Amunisi yaitu Ammunition Box, Ammunition Rack, Ammunition pay load 1,5 ton

Bahan Bakar, yaitu 2 ton Electrical Winch for Handling; Payload : Capacity of 1,600 litre in 8 pcs Full tank; 35 leife/minute fuel Pump capacity.
6. Anoa Ampibi[ARC]

Pindad berencana meluncurkan panser amphibi untuk pasukan kavaleri dan infanteri pada awal November 2014 di Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Kelebihan panser ini, selain bisa beroperasi di darat juga bisa berjalan di atas air. Produk ini sebagai panser apmhibi pertama buatan dalam negeri, khususnya di pabrik PT Pindad, di Bandung, Jawa Barat.

"Amphibi jelas kemampuan masih speed 1-2 gelombang laut. Artinya baru cocok untuk kavaleri dan infanteri di daerah perbatasan yang ada sungainya," kata Direktur Produk Manufaktur PT Pindad Tri Hardjono kepada detikFinance Jumat (24/10/2014).

Tri menjelaskan panser Anoa versi amphibi dikembangkan melalui kerjasama dengan pihak Italia. Panser varian baru ini mampu membawa 10 personel dan 2 pengemudi.
7. Panser Anoa CanonPanser Anoa dilengkapi oleh senjata canon 90 mm. Teknologi Anoa canon ini mengadopsi teknologi panser Tarantula buatan Korea Selatan (Korsel) sedangkan teknologi persenjataan atau canon menggandeng Belgia.

"Ini kita dengan punya kemampuan teknologi Anoa. kita sudah bisa buat kerjasama dengan pemilik teknologi canon-nya (Belgia). Ini juga kelanjutan program Tarantula kerjasama dengan Korea Selatan," jelasnya.

Anoa versi canon mampu membawa 3 orang personil. Kemampuan manuver atau gerakan Anoa versi terbaru lebih gesit daripada versi lama.

Rencananya Anoa versi canon dan amphibi dipamerkan ke publik pada tanggal 5-9 November 2014 saat pagelaran Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. "Mau diluncurkan Indo Defence," ujarnya.


Kebijakan Pertama Menhan Baru Ryamizard Ryacudu



Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sudah punya pandangan soal penggunaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Dia menegaskan, industri pertahanan akan mengutamakan produksi dalam negeri.
“Industri dalam negeri harus diutamakan. Semua kita harus mandiri. Harus berdiri sendiri,” jelas Ryamizard di halaman Istana Negara, Jakarta, Minggu (26/10/2014).
Ryamizard juga menegaskan, saat ini Alutsista yang digunakan pertahanan Indonesia dinilai sudah lumayan. Dia pun akan mengganti yang tidak layak pakai.
“Alutissta sudah bagus kita lihat dulu, saya harus profesional. Yang tidak bagus ya kita lihat bisa diapakan,” tutup dia.
Perjalanan Karir 
Ryamizard merupakan menantu mantan wakil presiden Jenderal (Purnawirawan) Try Sutrisno. Ia menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat di era pemerintahan Megawati. Ayah Ryamizard, Mayjen TNI Musanif Ryacudu, adalah salah satu perwira tinggi TNI AD yang dikenal dekat dengan Presiden Soekarno.
Karier militer Ryamizard menanjak setelah dia memangku jabatan Pangdam V Brawijaya, yang kemudian diteruskan menjadi Pangdam Jaya. Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 1950 itu dikenal sebagai jenderal yang lurus dan tegas.
Nama alumni pendidikan militer Akabri Darat tahun 1973 itu mulai dikenal luas saat ia menjadi salah satu komandan Kontingen Garuda XII di Kamboja pada 1990-an. Saat itu ia masih berpangkat kolonel. Dari Kamboja, Ryamizard menjadi Komandan Brigade Infanteri 17 Kostrad, lalu Aspos Kasdam VII/Wirabuana, Kepala Staf Divif 2/Kostrad, Kasdam II/Sriwijaya, Pangdif 2/Kostrad, Kepala Staf Kostrad, Panglima Kodam V/Brawijaya (1999), Pangdam Jaya (1999-2000), Pangkostrad (Agustus 2000-2002).
Kemampuan Ryamizard merangkul semua unsur TNI saat apel siaga di Monas yang melibatkan unsur TNI AL dan TNI AU pada Juli 2001, menarik KSAD untuk menunjuknya sebagai Wakil KSAD. Berikutnya, Ryamizard ditunjuk mengantikan Endriartono Sutarto sebagai KSAD.
“Sosok militer pemikir, demokratis, penjaga NKRI. Pernah jadi kepala staf AD dan saya minta menjaga pertahanan kita,” kata Joko Widodo di Istana Negara, Minggu (26/10).
Pada pembekalan relawan Jokowi-JK di Surabaya, Jawa Timur, Juli lalu, Ryamizard mengatakan mendukung Jokowi sebagai presiden karena percaya pada Megawati, sosok yang menunjuk langsung Jokowi sebagai calon presiden dari PDIP.
“Kebetulan ayahanda ibu Mega (Soekarno) dekat dengan orangtua saya juga,” kata Ryamizard.
Loyalitas Ryamizard, selain pengalamannya di dunia militer, tentu menjadi alasan yang membuatnya terpilih menjadi Menteri Pertahanan kabinet Jokowi.(detik.com/cnnindonesia.com).